Friday, November 03, 2006

Kupasan Buku : Al Isti'ab (Fathi Yakan)

Judul asli : Al-Isti’ab fi Hayatid-Da’wah wad-Da’iyah.

Penulis : Fathi Yakan.

Judul Terjemahan : Isti’ab, Meningkatkan Kapasitas Rekrutmen Dakwah.

Definisi:

Isti’ab (daya tampung) adalah kemampuan da’i utk menarik mad’u dan merekrut mereka dengan segala perbezaan intelektual, kejiwaan, status sosial dll.

ISTI’AB KHARIJI (Daya Tampung Eksternal)

Definisi:

Kemampuan utk menarik mad’u ke dalam Islam, dakwah dan pergerakan.

Tuntutan terhadap para da’i:

  1. Kefahaman tentang agama.39:9, 34:6, 45:18
  2. Teladan yang baik.33:21, 42:15, 61:2-3, 2:44
  3. Kesabaran. 2:45, 20:130, 22:34-35, 3:200, 2:153, 2:155, 39:10, 32:24
  4. Santun dan lemah lembut. 3:159, 41:34, 3:134, 25:63
  5. Memudahkan, bukan mempersulitkan.

“Mudahkanlah dan jangan mempersulit, senangkanlah mereka dan jangan membuat mereka lari.” (HR Bukhari dan Muslim).

  1. Tawadhu’ dan merendahkan sayap (tidak sombong).

“Tidak akan masuk syurga seseorang yang di dalam hatinya terdapat sedikit kesombongan.”

(HR Muslim)

  1. Muka berseri-seri dan perkataan yang baik. 17:53, 2:83, 2:263, 33:70, 22:24, 16:125, 20:44
  2. Melayani orang lain dan membantu keperluan mereka.

“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Barangsiapa yang memenuhi keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi keperluannya….”

(HR Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)

  1. Dermawan dan berinfaq kepada orang lain. 3:180, 59:9, 17:29, 17:100, 3:17, 51:19, 4:113

ISTI’AB DAKHILI (Daya Tampung Internal)

Definisi:

Kemampuan utk menampung mad’u yang telah berada di tengah-tengah saff dakwah.

Tahapan

  1. Isti’ab ‘aqidi dan tarbawi
  2. Isti’ab haraki

Isti’ab ‘Aqidi dan Tarbawi

Tujuan:

  1. Membersihkan para kader drpd pelbagai polutan masa lalu, baik berkaitan pemikiran mahupun tindakan.
  2. Mencuci otak para kader drpd karat-karat yang menempel, iaitu berbagai hal yang tak islami.
  3. Meluruskan aqidah para kader.
  4. Meluruskan perilaku dan akhlak para kader.
  5. Mengarahkan keinginan dan kecenderungan para kader.
  6. Menentukan dan menjelaskan arah sasaran dan tujuan para kader.

Kaedah pembentukan peribadi Muslim menurut Sunnah Nabawiyah

1. Memerangi sisi negatif, kebekuan, dan kerahiban.

“Orang yang bergaul dengan masyarakat dan bersabar terhadap gangguannya lebih baik drpd orang yang tak bergaul dengan masyarakat dan tak sabar terhadap gangguannya.”

(HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

2. I’tidal (proporsional) dan tak berlebih-lebihan.

“Ingatlah, akan hancur orang-orang yang berlebih-lebihan, akan hancur orang-orang yang berlebih-lebihan.”

(HR Muslim, Abu Dawud dan Ahmad)

3. Sedikit dan kontinu (berterusan) lebih baik drpd banyak tapi terputus.

Dari A’isyah ra: bahawa Rasulullah saw ditanya tentang amalan yang paling afdhal. Beliau menjawab: “Yang kontinu meskipun sedikit.”

(HR Bukhari)

4. Mendahulukan prioritas dalam pembentukan. (Fiqh Al-Awlawiyyat)

5. Pembentukan melalui teladan. 2:44, 61:2-3, 33:21

6. Pembentukan yang menyeluruh dan tak parsial. Konsep tawazun (keseimbangan).

7. Kesolehan lingkungan.

· Keluarga.

· Teman.

· Masyarakat.

“Seseorang selalu mengikuti agama teman dekatnya, maka lihatlah salah seorang dari kalian siapa yang dijadikan teman dekatnya.” (HR Tirmidzi)

8. Dampak pahala dan hukuman dalam pembentukan.

Tingkatan penggunaan prinsip ini:

· Nasihat.

· Tindakan lemah lembut.

· Sampaikan peringatan tak langsung.

· Sampaikan celaan.

· Putuskan hubungan sementara.

· Menggunakan hukuman yang sesuai dan membuat jera.

Isti’ab Haraki

Syarat yang perlu dipenuhi oleh sesuatu gerakan utk bisa menampung para ahlinya:

  1. Proses tarbiyah yang matang.
  2. Pengurusan yang cekap.
  3. Perancangan yang teliti
  4. Konsep yang jelas.
  5. Memahami semua ahli dengan benar, mengetahui potensi yang dimiliki, kecenderungan, sisi positif dan negatifnya, dll.
  6. Mengerahkan seluruh ahli, bukan sebahagian yang berpotensi sahaja.
  7. Penugasan ahli jama’ah secara bersama-sama dan bukan secara individu.

Perkara-perkara penting yang harus dikuasai oleh para da’i

  1. Pemahaman yang benar dan sempurna tentang sasaran dan sarana yang digunakan.
  2. Memahami tanzim dan tabi’atnya dengan benar.
  3. Pemahaman yang benar dan menyeluruh terhadap tab’iat dan hakikat teman dan lawan, hal yang bisa membezakan antara teman dan lawan, sarana dan sasaran yang hendak dicapai, dan perancangan mereka serta para tokohnya.
  4. Pemahaman yang baik tentang berbagai aspek, tabi’at dan keeperluan amal.
  5. Menjauhi fenomena istiknaf (keengganan utk bergabung dlm masyarakat, atau instansi, atau berbagai organisasi yang ada).

Mana dakwah pilihan kita?

Dakwah orang soleh yang terbatas pada anggotanya, tanpa peduli dengan masyarakat sekelilingnya.

ATAU

Dakwah yang berusaha memancarkan sinar hidayah kpd sesiapa sahaja, menyayangi sesiapa sahaja, menghendaki kebaikan bagi sesiapa sahaja dan bahkan memanfaatkan dan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada dalam masyarakat demi kepentingan dakwah dan Islam.

No comments: