Terkadang ujian itu berbentuk nikmat dan terkadang ujian itu berbentuk kesusahan.
"Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik baik dan (bencana) yang buruk buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)."
(Al A'raf 7:168)
(Al A'raf 7:168)
Kebiasaannya manusia apabila diuji dengan kemewahan maka senang bagi dia untuk melupakan Allah swt.
Begitulah manusia yang melampaui batas, apabila bantuan Allah tiba, mereka kembali kepada kesesatannya seolah olah mereka tidak pernah berdoa kepada Allah. Tetapi, tahukah kita, di antara keduanya, terdapat satu lagi golongan yang lebih melampaui batas dari keduanya.
Golongan ini ialah golongan yang apabila ditimpa ujian dari Allah, ujian itu tidak mendekatkan mereka kepada Allah bahkan mereka menjadi lebih sombong lagi. Maka ketika mereka diberi kenikmatan, mereka bergembira seolah olah mereka merasakan mereka termasuk golongan yang dibantu Allah. Mereka meyakini ayat Allah bahawa sesungguhnya setiap kesusahan akan diakhiri dengan kesenangan. Sebagaimana datangnya siang sesudah malam, sebagaimana mendung yang pasti berlalu, sebagaimana gerhana yang hanya sementara, sebagaimana fajar yang bakal menyinsing. Kezaliman yang amat besar andai seorang manusia itu sangat meyakini bahawa ampunan Allah itu sangat luas, tetapi dia lupa akan azab Allah dan menangguh nangguhkan taubat.
Wahai jiwaku, merendahlah pada Alllah yang memberimu ujian sebagai tanda cintaNya. Merendahlah dengan penuh pengharapan akan ampunan dan takutkan azabNya.
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya."
(Al Isra 17: 16)
Dan apabila dia ditimpa kesusahan, kebiasaannya dia akan mengharapkan pertolongan Allah dengan memurnikan semua ketaatan kepadaNya.(Al Isra 17: 16)
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan."
(Yunus 10:12)
(Yunus 10:12)
Begitulah manusia yang melampaui batas, apabila bantuan Allah tiba, mereka kembali kepada kesesatannya seolah olah mereka tidak pernah berdoa kepada Allah. Tetapi, tahukah kita, di antara keduanya, terdapat satu lagi golongan yang lebih melampaui batas dari keduanya.
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
(Al An'am 6:42-45)
Golongan ini ialah golongan yang apabila ditimpa ujian dari Allah, ujian itu tidak mendekatkan mereka kepada Allah bahkan mereka menjadi lebih sombong lagi. Maka ketika mereka diberi kenikmatan, mereka bergembira seolah olah mereka merasakan mereka termasuk golongan yang dibantu Allah. Mereka meyakini ayat Allah bahawa sesungguhnya setiap kesusahan akan diakhiri dengan kesenangan. Sebagaimana datangnya siang sesudah malam, sebagaimana mendung yang pasti berlalu, sebagaimana gerhana yang hanya sementara, sebagaimana fajar yang bakal menyinsing. Kezaliman yang amat besar andai seorang manusia itu sangat meyakini bahawa ampunan Allah itu sangat luas, tetapi dia lupa akan azab Allah dan menangguh nangguhkan taubat.
Wahai jiwaku, merendahlah pada Alllah yang memberimu ujian sebagai tanda cintaNya. Merendahlah dengan penuh pengharapan akan ampunan dan takutkan azabNya.